Yakin mau masuk ke jurusan Psikologi?

Psikologi merupakan salah satu jurusan yang saat ini sedang naik daun. Selain karena lapangan pekerjaannya luas, mungkin faktor pendukung lainnya yang bikin kamu ingin masuk ke jurusan ini ialah ingin mempelajari kemampuan "membaca orang", seperti rumor-rumor yang selama ini beredar di masyarakat awam tentang jurusan psikologi.

Setelah beberapa semester kuliah di jurusan psikologi, aku mau share beberapa hal yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan masuk ke jurusan psikologi. Penasaran, kan? Yuk, langsung saja disimak.

Psikologi tak membuatmu bebas dari matematika
Ayo, jangan takut menghitung, ya.













Dalam psikologi, statistika sangat diperlukan dalam riset dan penelitian sebagai pondasi untuk menciptakan skala psikologi. Karena itulah, kamu tak akan lepas dari belajar matematika, khususnya statistika bila mengambil jurusan psikologi. Pada mata kuliah statistika di semester awal, kamu hanya akan mengulang beberapa materi yang sudah kamu pelajari semasa SMA, seperti pengolahan data mentah, tabel, kurva, grafik, dan teman-temannya. Barulah di semester berikutnya, kamu akan mempelajari statistika yang lebih mendalam, seperti probabilitas, distribusi sampling, pendugaan parameter, uji hipotesis, dan lain sebagainya. Namun tak perlu khawatir, kamu pasti bisa menghadapinya!

Mayoritas teman sejurusanmu akan lebih banyak berjenis kelamin wanita
Cantik, banget, kan? ehe.














Bagi kamu para ladies, mungkin akan merasa biasa saja ketika mengetahui hal ini. Namun, bila kamu seorang pria, kemungkinan besar kamu akan senang karena bisa berkuliah sambil sekaligus menjadi ajang mencari jodoh. Seperti kata pepatah, ya? Apalagi, banyak yang bilang kalau cewek-cewek anak psikologi itu cantik-cantik, tetapi mau ga ya mereka sama kamu? hihi.

Psikologi bukan ilmu ramal seperti paranormal
Meramal? Kaya mama Lemon aja, deh.















Jika masuk ke jurusan psikologi, kamu akan sering mendapat ucapan "coba baca aku, dong!" dari teman-temanmu yang berada di jurusan lain. Eits, tapi jangan keliru, bukan berarti anak-anak jurusan psikologi itu paranormal, ya. Psikologi memang belajar cara membaca seseorang melalui ekspresi non-verbal, akan tetapi tetap saja, profil kepribadian yang akurat dari seseorang baru bisa dirilis atau diperoleh setelah orang yang bersangkutan melalui serangkaian tes psikologi, tidak bisa instan. Membuat mie instan saja tidak se-instan namanya, apalagi membaca karakter atau hal lainnya dari seseorang?

Kamu yang dulu saat SMA mengambil jurusan IPS, harus bersiap mempelajari pelajaran IPA di jurusan psikologi
Hayo, siapa yang paling suka belajar Biologi semasa SMA?















Bagi kamu yang saat SMA mengambil jurusan IPS, kamu perlu mempersiapkan diri untuk belajar sedikit pelajaran IPA di jurusan psikologi, yaitu biologi, yang akan dipelajari pada mata kuliah biopsikologi dan psikologi faal. Psikologi faal ini nantinya merupakan pengantar menuju mata kuliah psikologi klinis yang banyak membahas mengenai aspek biologis dari manusia. Di mata kuliah yang berhubungan dengan biologi ini, kamu akan belajar mengenai syaraf-syaraf, indera, hormon, respon, neuron, organ-organ, dan lain sebagainya yang mungkin akan sempat membuatmu, yang semasa SMA menjadi anak IPS cukup kepusingan. Ditambah lagi, hafalannya agak banyak dan praktikumnya pun cukup memusingkan. Namun, bukan jurusan psikologi namanya kalau tak ada segudang hafalan. Sebenarnya, kamu tidak perlu menghafal, kok, cukup kamu pahami intinya agar di kemudian hari tidak cepat lupa.

Psikologi adalah ilmu yang abstrak
Abstrak banget, kan.














Tak bisa dipungkiri bahwa psikologi adalah ilmu yang abstrak. Bagaimana tidak, ilmu psikologi mengkaji sisi psikis manusia yang tidak memiliki wujud fisik sama sekali. Kalau kamu bertemu dengan seorang penderita schizofrenia yang mengalami gangguan waham, kamu tidak akan bisa mengetahui hal tersebut bila hanya melihat dari fisiknya. Begitu pula dengan gangguan lain, seperti bipolar, multiple personality disorder, stockholm syndrome, dan lain sebagainya tidak akan tampak dari fisik penderitanya. Secara fisik, penderita gangguan jiwa akan terlihat normal dan baik-baik saja, akan tetapi psikis atau kejiwaannyalah yang mengalami gangguan. Hanya dengan mengobservasi perilaku si penderita, yang merupakan sesuatu yang tak memiliki wujud fisik, maka kamu akan paham bahwa dirinya memerlukan bantuan. Abstrak sekali, bukan?

Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal dari jurusan psikologi yang menarik untuk dibahas dan perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk terjun ke jurusan psikologi. Namun, agar aku tidak terkesan mempromosikan jurusan psikologi, sepertinya cukup sekian saja yang aku share.
Apa pun pilihan jurusanmu kelak, jalani dengan penuh semangat dan stay happy, ya! :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer